Deteksi Bakteri Coliform pada Jajanan Pasar Cincau Hitam
di Pasar Tradisional
Gambar 4. Cincau Hitam.
Sumber
: http://fauzirahman.student.umm.ac.id
Apa yang anda bayangkan bila mendengar kata cincau?
Mungkin diantara kalian pembaca sudah tidak terdengar asing bukan? Cincau
adalah makanan khas Indonesia yang cukup terkenal dengan cita rasa yang tinggi
dan memiliki keunikan warnanya, ada cincau hijau dan cincau hitam.
Yang akan saya bahas kali ini ialah mengenai cincau
hitam. Nah, para pembaca sekalian pasti mengetahui dimana saja
tempat-tempat makanan ini dijual, karena
cincau hitam termasuk ke dalam makanan populer sehingga banyak sekali produsen
yang berinovatif dalam mempermudah konsumen untuk mengakses tempat-tempat
penjualan cincau hitam.
Sederhananya cincau hitam ini banyak di jual di
pasar-pasar tradisional, namun seiring semakin pesatnya perkembangan dan
kemajuan teknologi, kini cincau hitam pun banyak di jual di swalayan dan dalam
kemasan yang menarik dan terlihat lebih higienis.
Para pembaca sekalian disini saya akan mengulas
tentang terdeteksinya bakteri coliform
pada jajanan pasar cincau hitam di pasar tradisional. Bakteri coliform ini ialah bakteri jahat yang
dapat menimbulkan berbagai penyakit jika kita tidak berhati-hati dalam
mengkonsumsi makanan khususnya pada cincau hitam. Mengerikan bukan? Cincau hitam
yang selama ini kita konsumsi, dan juga dengan segala khasiatnya apabila kita
mengkonsumsinya, sayangnya fakta terkini menunjukkan hasil bahwa adanya bakteri
yang membahayakan pada cincau hitam. Berhati-hatilah ternyata tidak semua
cincau hitam layak untuk dikonsumsi.
Bakteri coliform merupakan flora normal didalam usus
manusia dan akan menimbulkan penyakit bila masuk kedalam organ atau jaringan
lain. Bakteri ini mudah menyebar dengan cara mencemari air dan mengontaminasi
bahan-bahan yang bersentuhan dengannya. Jika didapatkan kontaminasi bakteri ini
pada suatu makanan maka merupakan suatu indikasi bahwa makanan tersebut pernah
tercemar oleh kotoran manusia. Hal ini dapat terjadi pada jajanan pasar cincau.
Bakteri ini mudah menyebar dengan cara mencemari air
dan mengkontaminasi bahan-bahan yang bersentuhan dengannya. Pada proses
pengolahan makanan biasanya bakteri ini mengontaminasi alat-alat yang digunakan
dalam pengolahan. Jika didapatkan kontaminasi bakteri ini pada suatu makanan
maka merupakan suatu indikasi bahwa makanan tersebut pernah tercemar oleh
kotoran manusia (Dewanti dan Haryadi, 2005).
Bakteri coliform merupakan golongan mikroorganisme
yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi
sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau
tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri Coliform ini menghasilkan zat etionin
yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga
memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat
menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh (Pracoyo, 2006).
Beberapa patogen yang telah dikenal sejak beberapa
dekade lalu adalah giardia lamblia (giardiasis), cryptosporidium
(cryptosporidiosis), hepatitis A (penyakit terkait hati), dan helminthes
(cacing parasit). Bakteri Coliform dapat digunakan sebagai indikator karena
densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat
mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu,
bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta
lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan (Doyle, 2006).
Ciri-ciri bakteri coliform antara lain bersifat
aerob atau anaerob fakultatif, yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia,
dan termasuk ke dalam bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat
memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35°C-37°C.
Contoh bakteri coliform antara lain Escherichia coli, Salmonella spp.,
Citrobacter, Enterobacter, Klebsiella, dan lain-lain (Hajna, 1943).
Bakteri Colitinja merupakan air
yang mengandung colitinja, berarti air tersebut tercemar tinja. Tinja dari
penderita sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan dengan air.
Lihatlah kandungan gizi pada cincau hitam berikut :
Cincau Hitam (Mesona palustris)
Tabel 1. Komponen gizi cincau hitam
Komponen
|
Jumlah
per 100 gram
|
Kalori
|
122,0 kal
|
Protein
|
6,0 gram
|
Lemak
|
1,0 gram
|
Karbohidrat
|
26,0 gram
|
Kalsium
|
100,0 mg
|
Fosfor
|
100,0 mg
|
Besi
|
3,3 mg
|
Vitamin A
|
10,750 SI
|
Vitamin
B1
|
80,0 mg
|
Vitamin C
|
17,0 mg
|
Air
|
66,0 gram
|
Bahan yang dapat dicerna (%)
|
40%
|
Sumber: Direktorat Gizi, Departemen
Kesehatan RI, 1992 dalam
Widyaningsih (2007)
Dari
tabel kandungan gizi cincau hitam diatas, menunjukkan bahwa bakteri coliform dapat tumbuh dan
berkembang pada cincau hitam dikarenakan kompleksnya kandungan gizi yang dapat
menutrisi bakteri dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila bakteri coliform
sudah mengkontaminasi cincau hitam maka sangatlah mudah bakteri coliform ini
untuk memperbanyak dirinya.
Para
pembaca sekalian, apa saja sih yang termssuk ke dalam bakteri coliform
tersebut? Kita simak yuk karakteristik dari masing-masing bakterinya.
Cincau
yang terdapat bakteri coliform atau sering disebut bakteri golongan Enterobacteriaceae
antara lain terdiri dari bakteri
Klebsiella sp., Salmonella sp., Citrobacter sp., dan Escherichia coli. Adanya
bakteri Enterobacteriaceae pada cincau
yang dijual menunjukkan terjadi pencemaran oleh tinja manusia.
Bakteri
Citrobacter sp. yang ditemukan biasanya tersebar luas dilingkungan, sehingga
bakteri ini dapat dijumpai di dalam air, tanah dan makanan. Bakteri ini dapat
menimbulkan infeksi pada saluran urin, saluran pernafasan, kulit permukaan
(ulcer, otitis luar, luka kulit), bagian dalam (bacteriaemia, peritonitis,
osteomyelitis) dan neonatal meningitis. Klebsiella sp. hidup sebagai saprofit
pada lingkungan hidup, pada air, tanah, makanan dan sayur-sayuran. Bakteri ini
dapat menimbulkan infeksi pada saluran urin, paruparu, saluran pernafasan,
luka-luka dan septicaemia (Soemarno, 2000).
Bakteri
Salmonella sp. merupakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan demam, diare
dan ketegangan otot abdominal (abdominal cramp). Akan tetapi pada pasien yang
mempunyai sistem imun yang lemah, Salmonella sp. akan menginvasi sirkulasi
darah dan menyebabkan infeksi yang bersifat fatal. Dalam standar mutu, didalam
minimal 50 gram makanan yang diperiksa tidak boleh ada bakteri Salmonella sp.
Sedangkan Escherichia coli merupakan flora normal di dalam usus manusia,
sehingga adanya kontaminasi Escherichia coli pada makanan merupakan indikasi
pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia (Soemarno, 2000).
Gambar 5. Escherichia coli pewarnaan gram (500x)
Sumber : Prescott, 2002.
Makanan
yang diproduksi harus memiliki kriteria agar dapat dikonsumsi oleh konsumen.
Kriteria tersebut yaitu makanan berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki,
bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
Kemudian bebas dari perubahan fisik dan kimia yang tidak
dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzim, aktifitas mikroba,
hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan,
pemasakan dan pengeringan serta bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh
makanan (food borne illness). Sanitasi yang kurang baik dari penjamah makanan
atau penjual dapat menjadi sumber penyakit bagi konsumen dan dapat menyebar
kepada masyarakat. Peranannya dalam
suatu penyebaran penyakit
dengan cara kontak antara penjamah makanan yang menderita
penyakit menular dengan konsumen yang sehat. Kontaminasi terhadap makanan
oleh penjamah
makanan yang sakit, misalnya batuk atau luka ditangan, dan pengolahan
makanan dengan air tercemar Escherichia coli atau penanganan makanan oleh penjamah makanan yang
sakit atau pembawa kuman (Zaenab, 2008).
Nah,
sekarang kita simak fakta penelitian lapangan yang dilakukan pada beberapa
pasar tradisional untuk mendeteksi bakteri coliform pada cincau hitam.
Pada penelitian Djaja (2003) disebutkan bahwa
kontaminasi Escherichia coli pada pedagang kaki lima disebabkan karena
kontaminasi bahan makanan (51,8%), kontaminasi pewadahan (18,8%), kontaminasi
air (18,8%), kontaminasi makanan disajikan (18,8%), kontaminasi tangan (12,9%)
dan kontaminasi makanan matang (10,6%). Dalam hal ini, terjadinya kontaminasi
Escherichia coli pada pasar tradisional dan swalayan dapat disebabkan oleh hal
diatas. Terdapat 4 sampel yang ditemukan bakteri Escherichia coli yaitu pada
sampel pasar tradisional terdapat 3 sampel dan pada sampel swalayan terdapat 1
sampel yang ditemukan Escherichia coli, hal ini dapat menyebabkan masyarakat
yang memakan cincau tersebut dapat menderita penyakit diare, infeksi salulan
kencing, sepsis (infeksi berat) pada anak, atau necrotizing enterocolitis
(kerusakan berat saluran cerna). Bakteri Escherichia coli juga dapat
menimbulkan racun yang menimbulkan diare seperti pada kolera (tipe ETEC), dapat
menimbulkan penyakit diare seperti pada shigella (tipe EIEC), dapat menimbulkan
diare berdarah atau haemorrhagic colitis dan haemolytic syndrome (tipe EHEC)
(Soemarno, 2000).
Beberapa penyakit yang sering timbul akibat bakteri
Escherichia coli adalah penyakit diare, bakteri Escherichia coli yang
menyebabkan diare sangat sering ditemukan diseluruh dunia. Bakteri ini
diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya dan setiap koloni
menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda seperti yang sudah
diutarakan. Gejalanya yaitu diare, yang merupakan buang air besar yang encer
dengan frekuensi 4x atau lebih dalam sehari, kadang disertai muntah, badan lesu
atau lemah, panas, tidak nafsu makan, bahkan darah dan lendir dalam kotoran.
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan
elektrolit sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama
jantung maupun perdarahan otak. Infeksi
saluran kemih, penyebab yang paling sering dari infeksi saluran kemih dan
merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90% wanita
muda. Gejalanya yaitu sering kencing, disuria, hermaturia, dan piura.
Kebanyakan infeksi ini disebabkan oleh Escherichia coli dengan sejumlah tipe
antigen O. Sepsis, bila pertahanan tubuh ibu tidak kebal, Escherichia coli
dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan sepsis.
Meningitis, Escherichia coli merupakan salah satu
penyebab utama meningitis pada bayi. Bakteri Escherichia coli dari kasus meningitis
ini mempunyai antigen KI. Mekanisme virulensi yang berhubungan dengan antigen
KI tidak diketahui (Tambunan, 2010).
Para pembaca sekalian dapat di tegaskan kembali
bahwa berhati-hatilah dalam mengkonsumsi makanan dan minuman, apalagi di tempat-tempat
yang kemungkinan besar bakteri dapat dengan mudah mengkontaminasi makanan dan
minuman yang akan kita konsumsi. Lihatlah betapa jahatnya bakteri
mengkontaminasi makanan dan dapat menimbulkan gejala yang amat buruk bagi tubuh
kita. Jadi, biasakan higienis dalam melakukan semua hal karena bakteri selalu
ada dalam setiap aktivitas kita dan sebagian bakteri jahat selalu siap untuk
dapat menginfeksi kita. Ciptakanlah budaya bersih dan sehat.
Semoga Bermanfaat..
Referensi
Dewanti
R dan Haryadi. 2005. Bakteri Indikator Sanitasi dan Keamanan Air Minum. IPB.
http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_fdsf_bctrindktr.php.
(Dikutip pada tanggal 22 April 2015)
Doyle,
M.P., Erickson, M.C. 2006. Closing The Door On The Fecal Coliform Assay.
Microbe 1, hal. 162-163. (Dikutip pada tanggal 23 April 2015)
Hajna,
A.A., Perry, C.A. 1943. Comparative Study Of Presumptive And Confirmative Media
For Bacteria Of The Coliform Group And For Fecal Streptococci. Am J Publ Hlth
33, hal. 550-556. (Dikutip pada tanggal 23 April 2015)
Pracoyo,
N.E. 2006. Penelitian Bakteriologik Air Minum Isi Ulang di Daerah Jabotabek.
Cermin Dunia Kedokteran 152, hal. 37-40. (Dikutip pada tanggal 23 April 2015)
Soemarno.
2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Akademi Analis Kesehatan.
Yogyakarta.
Tambunan,
Samuel. 2010. Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri. Escherichia
coli pada Es Kolak Durian yang Dijajakan Di Jalan Dr. Mansyur Kelurahan Padang
Bulan Kota Medan Tahun 2010. Skripsi FKM. USU Medan.
Zaenab.
2008. Kasus Keracunan Makanan. Kesehatan Lingkungan Makassar. http://keslingmks.wordpress.com/2008/12/26/makalah-tentang-kasuskeracunan-makanan/.
(Dikutip pada tanggal 23 April 2015)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPembahasan yang diusung oleh saudari hani sangat menarik, karena jajanan cincau hitam sendiri masih sering kita temui di tempat-tempat umum. infonya pun lengkap dengan mengulas komponen cincau, walaupun sehat untuk tubuh kita tetapi ternyata disukai juga oleh mikroba. Saudari Hani juga sempat membahas tentang bakteri-bakteri yang sejenisnya, ada baiknya mengulasnya dengan poin-poin agar lebih mudah diperhatikan. selain mencantumkan penelitian , bisa juga mencantumkan berita terkini mengenai dampak negatifnya seperti pada berita http://metro.news.viva.co.id/news/read/176396-dua-warga-bogor-tewas-keracunan
BalasHapusGood Job Hani! :D
setelah membaca artikel ini, wawasan saya bertambah lagi tentang mikroba yang terdapat pada cincau. ternyata mikroba coliform ini bukan hanya terdapat pada jajanan cincau saja, akan tetapi terdapat pada saus tomat jajanan bakso yang beredar dimanado, informasi ini berdasarkan arikel berikut http://download.portalgaruda.org/article.php?article=163598&val=1015&title=ANALISIS%20CEMARAN%20BAKTERI%20COLIFORM%20PADA%20SAUS%20TOMAT%20JAJANAN%20BAKSO%20TUSUK%20YANG%20BEREDAR%20DI%20MANADO semoga menambah wawasan kita :)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusArtikel yang hani buat sangat jelas memperinci tentang bakteri coliform pada cincau hitam di jajanan pasar. Ternyata selain khasiat untuk panas dalam yang diberikan oleh cincau hitam. Ada "monster" berbahaya yang bisa tinggal di cincau hitam ini.
BalasHapusSaya hanya ingin mengklarifikasi sedikit tentang bakteri coliform ini, dari sumber yang saya baca https://www.academia.edu/8456896/Uji_mpn_dan_biokimia bahwa bakteri coliform bukan hanya berasal dari feses manusia maupun hewan seperti yang sibutkan hani...
Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu: koliform fekal misalnya
Escherichia coli dan koliform non fekal misalnya Enterobacter aerogenes.
Nah, Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang sudah mati.
Saya hanya ingin menambahkan tentang hal itu saja, selebihnya sudah sangat baik artikel :D Terima Kasih..
artikel nya sudah sangat jelas ya hani... informasi tentang jenis bakteri pun bertambah... menyangkut dengan makanan pula.. aaak saya suka sekali..
BalasHapustapi hani, sedikit memberikan pernyataan.menurut Ganiswarna, S.G. dalam bukunya Farmakologi dan Terapi, bakteri E. coli
adalah anggota flora normal usus dan tidak akan berbahaya jika bakteri tersebut tidak banyak dalam usus dan tidak sampai keluar dari usus.
dan menurut penelitian pada jurnal pangan http://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/viewFile/62/79 , malahan kandungan dalam cincau akan menghasilkan efek positif. cincau mengandung komponen pembentuk gel (KPG) yg termasuk pangan prebiotik. dan Pangan prebiotik adalah pangan yang
berfungsi sebagai nutrisi bagi bakteri probiotik dan menghambat pertumbuhan bakteri
patogen pada usus. dan hasil dari kombinasi prebiotik dengan bakteri probiotik dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti E. coli dan salmonella.
Artikel yang dibuat oleh saudari hani ini cukup menarik karena banyak sekali orang yang mengkonsumsi cincau ini terutama sebagai bahan pelengkap es seperti es buah, sop buah, koktail dan lainnya..
BalasHapussaya ingin menambahkan juga sedikit seperti saudari audina bahwa menurut jurnal yang saya baca ternyata KPG (komponen Pembentuk Gel) pada cincau hitam memiliki potensi sebagai pangan prebiotik. Pangan prebiotik adalah pangan yang berfungsi sebagai nutrisi bagi bakteri probiotik dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada usus.
Lalu selain ada bakteri coliform yang disebutkan oleh hani juga terdapat bakteri Bifidobacterium bifidum yang merupakan spesies bakteri asam laktat dari genus bifidobakteria yang mencegah kolonisasi bakteri patogen pada saluran pencernaan, memproduksi asam laktat dan asam asetat, yang akan menurunkan pH saluran pencernaan, peningkatan berat badan bayi, memproduksi vitamin B, dan menciptakan keseimbangan mikroflora intestinal..
mungkin untuk lebih lengkapnya lagi silahkan bisa dilihat pada jurnalnya langsung di link berikut ini http://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/viewFile/62/79
nice article and thank you :D
artikelnya bagus ;). kita sering mendengar tentang bakteri E coli ini yang hidup di usus manusia yg berperan sebagai probiotik dan baik untuk pencernaan. namun pada artikelmu itu kebanyakan membahas sisi negatif dari bakteri E coli ini ya? ada juga loh manfaat bakteri E coli ini bagi manusia salah satunya itu bisa mengatasi penyakit diabetes yang dimana kita ketahui penyakit diabetes salah satu penyakit yang diakibatkan dari banyaknya mengkonsumsi glukosa sehingga kadar gula darah naik. peran dari bakteri ini salah satunya itu bakteri tersebut dapat menghasilkan insulin yang bermanfaat bagi si penderita. karena insulin selain dihasilkan dari dari sel pankreas ternyata bakteri E coli juga bermanfaat sehingga para peneliti menggunakan bakteri tersebut dengan menggunakan rekombinan DNA untuk menghasilkan insulin. dan kamu bisa liat referensinya dsini --> http://today.uconn.edu/blog/2012/07/how-e-coli-cells-work-in-the-human-gut/ itu sebagai tambahanreferensi selain bakteri memiliki sisi negatif tetapi juga memiliki manfaat bagi manusia . makasih..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbenar sekali apa yang dikatakan oleh kak firdhani, bahwasanya bakteri E. coli pun memiliki sisi positif nya dalam pemanfaatan yang lain.. dapat di buka di http://www.biotek.lipi.go.id/images/stories/biotrends/vol4no1/EcoliR.Melliawati1014.pdf untuk mengetahui dampak positif dari bakteri tersebut..
BalasHapussebenarnya bakteri dapat tumbuh bila kondisi lingkungan mendukung, bisa saja saat pengolahan cincau tersebut dalam kondisi yang non-steril seperti tempatnya yang kurang bersih, suhu, udara yang terbuka, dan sebagainya. nah, faktor tersebut pun dapat memicu pertumbuhan bakteri yang semakin meningkat..
dapat juga dilihat di http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3672/1/fkm-albiner3.pdf untuk mengetahui mikroba patogen pada makanan dan sumber pencemarannya.. trim's
Cincau hitam yang di olah dengan tidak baik, dalam hal ini dimaksudkan karena adanya kontaminasi saat proses pembuatan cincau berlangsung menjadikan cincau hitam berbahaya bila dikonsumsi apalagi dalam jumlah yang banyak, mengingat ada banyak bakteri yang terkandung di dalamnya. Tapi apabila cincau di olah dengan baik, dalam hal ini dimaksudkan bahwa pada saat proses pembuatan cincau berlangsung dalam keadaan baik atau steril, cincau tersebut memiliki manfaat bagi tubuh.
BalasHapusCincau hitam mengandung sejumlah mineral dan karbohidrat dalam jumlah
lumayan, vitamin A, B1, C, kandungan kalori rendah dan memiliki khasiat menurunkan panas badan, panas dalam, mencegah gangguan pencernaan,
menurunkan tekanan darah tinggi dan menurunkan berat badan. Di dalam
tubuh, serat larut air dapat mengikat kadar gula dan lemak sehingga bermanfaat untuk mencegah penyakit diabetes mellitus, jantung, serta stroke. Ekstrak cincau hitam memiliki aktivitas antioksidan yang jauh lebih kuat dari vitamin E. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat link berikut: http://digilib.unila.ac.id/5662/9/Bab%202%20.pdf
Biasanya cincau hitam lebih nikmat dinikmat saat dibuat es, jadi es cincau :)
Pembahasan yang cukup menarik, dan membuat kita harus berhati-hati lagi saat mengkonsumsi makanan. Seperti yang telah disebutkan bahwa bakteri coliform tidak hanya e.coli saja tapi ada juga Salmonella sp. Hanya ingin melengkapi bahwasannya bahwa bakteri Salmonella sp juga sangat berbahaya. Penularanbakteri ini tidak hanya dari makanan namun bisa juga melalui udara ataupun dengan bersentuhan. Bahkan lebih berbahaya dari e.coli. penjelasan lengkap mengenai Salmonella sp dapat ditemukan pada http://www.forumsains.com/artikel/681/?print. Semoga informasi ini dapat melengkapi artikel anda.
BalasHapusArtikel yang dibuat sangat memberi wawasan dan pengetahuan mengenai cincau hitam yang berada di pasar seringkali di konsumsi oleh masyarakat untuk diolah menjadi es campur maupun es cappucino cincau.Bakteri coliform pada cincau hitam ini ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi secara berlebihan ataupun terus-menurus. Padahal, cincau hitam memiliki manfaat juga bagi manusia untuk meredamkan panas dalam, tapi tidak terpikir bahwa cincau mengandung bakteri coliform yaitu bakteri jahat.Saya jadi berpikir dua kali lagi untuk mengonsumsi cincau hitam karena sudah mengetahui bahaya dan kandungan pada cincau hitam tersebut.
BalasHapusDengan memakan makanan yang sehat, kita dapat menetralisir tubuh kita setelah mengonsumsi cincau hitam. Mungkin ini dapat menambah kesempurnaan artikel dapat di baca ahmoshc.com/media/.../1404_oshc_fs_healthy_eating_indonesian.pdf agar kita tetap bisa dapat mengonsumsi cincau hitam dengan menyeimbangkan dengan makanan yang sehat.
Terima kasih Hani bertambah lagi pengetahuan saya mengenai cincau hitam ini. Terlepas dari bakteri yang jahat pada cincau hitam, cincau hitam juga kaya manfaat bagi tubuh kita. Saya ingin menambahkan sedikit mengenai manfaat tersebut. Dari artikel yang saya baca pada konsentrasi 50 mg/ml, di ketahui ekstrak cincau hitam mempunyai kegiatan anti-oksidan yang lebih kuat dibanding vitamin E, yakni sebesar 98, 9 % serta 78 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada laman http://obatherbal.id/detail-artikel/khasiat-dan-manfaat-cincau-hitam-bagi-kesehatan-tubuh-145.php semoga bemanfaat :)
BalasHapusBerdasarkan paparan dari artikel diatas, bahwa bakteri Escherichia coli pada cincau hitam dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan sepsis bila pertahanan tubuh tidak kebal. Yang saya tanyakan, apa itu penyakit sepsis, karena penyakit tersebut kurang familiar bagi saya. Dan bagaimana mekanisme terjadinya E.coli yang masuk aliran darah sehingga menyebabkan sepsis? Terimakasih
BalasHapusArtikelnya sangat membantu untuk lebih selektif dalam memilih panganan pasar yang akan kita konsumsi, salah satunya cincau hitam yang sangat digemari masyarakat karena pada umumnya pedagang cincau yang berjualan di pasar-pasar tradisional tidak memperhatikan aspek kebersihan tempat dan penjual sehingga menyebabkan dagangan yang dijual tidak memenuhi syarat kesehatan. Kondisi yang demikian memungkinkan cincau dapat tercemar oleh bakteri yaitu Coliform. Sekedar informasi tambahan. Coliform ini berdasarkan asal dan sifatnya terbagi atas dua golongan yaitu :
BalasHapus1.Coliform fekal, seperti Escherichia coli yang betul-betul berasal dari tinja manusia.
2.Coliform non fekal, seperti aerobacter dan Klebsiella yang bukan berasal
dari tinja manusia tetapi biasanya berasal dari hewan atau tanaman yang telah mati. Masing-masing memiliki tingkat risiko yang berbeda ketika dikonsumsi bersama panganan.
Selengkapnya >> http://eprints.ung.ac.id/4052/5/2013-1-48401-821310034-bab2-31072013020700.pdf
Dela Rahma S
Setelah saya membaca artikel ini, saya jadi takut mau makan cincau. tapi ya memang bakteri pasti ada dimana saja. tinggal kita yang harus lebih berhati-hati. dan menurut http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/34 Bakteri coliform merupakan flora normal didalam usus manusia dan akan menimbulkan penyakitbila masuk kedalam organ atau jaringan lain. Bakteri ini mudah menyebar dengan cara mencemariair dan mengontaminasi bahan-bahan yang bersentuhan dengannya. Jika didapatkan kontaminasibakteri ini pada suatu makanan maka merupakan suatu indikasi bahwa makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia. Hal ini dapat terjadi pada jajanan pasar cincau. Tujuan daripenelitian ini untuk mendeteksi kontaminasi bakteri coliform yang ada cincau hitam di pasartradisional dan swalayan kota Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan dengan pewarnaan gram,kultur dan uji biokima identifikasi bakteri coliform. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7sampel cincau yang dijual di pasar tradisional didapatkan 2 sampel tidak tercemar bakteri dan 5sampel tercemar oleh bakteri Escherichia coli, Klebsiella sp. dan Salmonella sp. Kemudian dari 4sampel cincau yang dijual di pasar swalayan didapatkan 2 sampel yang tidak tercemar bakteri dan2 sampel yang tercemar oleh bakteri Escherichia colidan Citrobacter sp. Simpulan, terdapatpencemaran bakteri coliform pada cincau yang dijual di pasar tradisional dan swalayan di kotaBandar Lampung pada sampel yang diteliti.
BalasHapusSuxes slaloe, Hani.!!! ;-D
Artikel ini menambah wawasan bagi saya :) saya hanya ingin menambah informasi kepada semuanya bahwa cincau juga bisa sebagai pengobatan tradisional asam lambung juga. Cara-cara pengolahan cincau untuk asam lambung bisa di lihat referensinya di http://www.ahlinyaasamlambung.web.id/pengobatan-tradisional-asam-lambung/ .
BalasHapusSaat ini banyak masyarakat yang percaya hanya pada obat obatan berbahan kimia dan juga obat medis lainnya. Padahal, nenek moyang kita telah memberikan ramuan tradisional secara turun menurun yang mampu menyembuhkan penyakit asam lambung. Bukan hanya itu, saat ini para ahli pun turun merekomendasikan ramuan tradisional tersebut karena telah teruji pada hasil penelitiannya.
Cincau yang memiliki banyak manfaat bak dari segi pemakaian dan dampaknya :)
Artikel yang diusung oleh saudari Hani sangat bagus, karena inilah mungkin menjadi keseharian yang kita minum, tengoklah capci (cappucino cingcau) atau minuman-minuman lain yang dicampurkan dengan cingcau. Kita ambil aja minuman yang sering diminum dan hampir ada di pinggir jalan yaitu capcin, dimana cingcau yang digunakan adalah cingcau hitam yang parut tipis, minuman itu sering mebuat orang tertarik karena rasa cappucino dingin yang menyegarkan di udara terik dan cingcau yang membantu menahan sedikit lapar sering kali dipilih oleh kita. Tapi sungguh sangat disayangkan cingcau hitam belakangan ini terdeteksi mengandung bakteri Coliform, seperti yang kita ketahui bahwa bakteri Coliform merupakan flora yang biasanya ada pada usus manusia, dan apabila bakteri ini akan masuk ke organ tubuh lain makan akan menyebabkan penyakit. Adapun deteksi Bateri Coliform bisa di askes pada: http://www.e-jurnal.com/2014/10/deteksi-bakteri-coliform-pada-jajanan.html
BalasHapusTerima kasih Hani atas informasi yang diberikan ^^
Selain itu kita haru mengenali juga bagaimana kondisi cingcau yang baik? adapun ciri-ciri cingcau yang baik adalah sebagai berikut:
BalasHapusCincau alami yang sehat adalah yang mempunyai teksur lembek dan berwarna hijau. Sebab cincau dibuat dari air remasan daun-daunan yang disaring kemudian diendapkan sehingga mengental. Sehingga warnanya hijau dan tingkat kekenyalannya sangat lemah alias lembek dan mudah hancur. Bila ditekan mudah hancur. Jika dimakan terasa lembut di lidah. Biasanya cincau alami hanya bisa bertahan maksimal dua hari saja, lebih dari itu maka akan mencair kembali.
Read more: http://www.inicaraku.com/yuk-kenali-ciri-ciri-cincau-alami-dan-yang-berbahaya.html#ixzz3Z0TTLjjP
Artikel yang di jelaskan oleh saudari Hani ini sudah baik memberikan informasi tentang cincau hitam ini, biasanya saya hanya memakan saja tidak tahu kandungan gizi di dalamnya itu ada apa saja.. saya hanya ingin menambahkan tentang kandungan gizinya, bukan hanya itu namun banyak manfaat lainnya, yaitu bagi kesehatan, untuk diet, dan juga sebagai bahan obat-obatan tradisional.
BalasHapuspada kandungan gizi nya cincau hitam juga mengandung nilai gizi yang cukup baik, terutama jika ditinjau dari kandungan mineral dan vitaminnya. Namun, cincau hitam (produk jadi) merupakan bahan makanan yang sangat minim kandungan gizinya. Kandungan terbesar adalah air, hampir mencapai 98 persen. Mengingat dalam proses pembuatannya ditambahkan mineral dan pati, cincau hitam mengandung sejumlah mineral dan karbohidrat dalam jumlah lumayan. Cincau hitam mengandung kalori lebih banyak daripada cincau hijau, 100 gram cincau hitam mengandung 122 kalori, 6 gram protein, 1 gram Lemak, 26 gram karbohidrat, dengan vitamin C dan vitamin A yang rendah. selengkapnya http://nyata.co.id/rekarasa/cincau-hitam-makin-disuka-saat-ramadan/
http://www.obathip.com/2013/01/obati-hipertensi-dengan-cincau-hitam.html
http://perawatkulit.blogspot.com/2014/07/cincau-hitam-kaya-manfaat-untuk-tubuh.html
artikelnya bermanfaat sekali Hani, seperti yang kita ketahui bahwa cincau hitam banyak digunakan terutama pada minuman - minuman, cincau hitam memang banyak manfaatnya seperti meredakan panas dalam namun proses pembuatannya yang tidak higiene ldan tercemar bakteri seperti Salmonella sp. malah membuat cincau hitam itu menyebabkan penyakit bisa dibaca lebih lengkap http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptunimus-gdl-s1-2006-sitimuslin-19&PHPSESSID=1e67af6fa4bdd962b254ed311c991538
BalasHapusartikelnya sangat bagus dan informatif sekali hani, terutama bagi para penggemar cingcau hitam ini. walaupun di cincau hitam ini banyak kandungan nutrisi tetap saja jika kita tidak berhati hati dalam memilih cingcau, pada cingcau tersebut bisa mengandung banyak mikroba yang berbahaya bagi tubuh kita. setelah membaca artikel hani, hanya jadi bisa lebih berhati hati lagi jika memakan cingcau. trimaksih hani atas penjelasaannya. :)
BalasHapuswah artikel hani tentang cincau hitam ini sangat menambah wawasan saya:) ketika bulan ramadhan biasanya penjual atau ibu saya sendiri suka membuat es cincau untuk berbuka puasa, disitu saya melihat cincau hitam yg berbentuk kotak dibungkus oleh plastik itu sangat memprihatinkan, dibenak saya itu cincau sebenernya higienis gak sih? sekadar ingin melengkapi srtikel hani, sebaiknya dijelaskan bagaimana membedakan cincau yang bagus atau sehat untuk dimakan dan mana yang biasanya sudah tercemar oleh bakteri. mungkin kalau kita bisa membuatnya mungkin jauh lebih higienis:D terimakasih hani^^
BalasHapusArtikel yang menarik hani,membuat saya lebih harus berhati-hati dalam jajan, menambahkan sedikit.Pada persyaratan mikrobiologi bakteri coliform dipilih sebagai indikator tercemarnya air atau makanan karena keberadaan bakteri coli dalam sumber air atau makanan merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia
BalasHapus(Chandra, 2007).
Sanitasi yang tidak baik karena bakteri ini bisa dipindah sebarkan dengan kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif melalui air, makanan, susu dan produk-produk lainnya (Supardi, 1999)
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/34/33
Seringkali kita mengacuhkan makanan/minuman yang kita konsumsi, alhasil kita tidak menyadari bahwa banyak zat asing yang masuk kedalam tubuh kita, salah satunya bakteri seperti yang dijelaskan diatas. Namun saya hanya menambahkan postingan diatas, karena dalam postingan tersebut tidak mencantumkan metode penelitian yang dilakukan untuk mendeteksi kandungan bakteri pada cincau. Penelitian cincau ini dilakukan dengan pewarnaan gram, kultur dan uji biokima identifikasi bakteri coliform. Seperti dijelaskan oleh Ryan Falamy, Efrida Warganegara, Ety Apriliana (Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung) di http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/34/33. Terima kasih.
BalasHapusartikel yang hani buat sangat informatif sekali, ternyata bakteri coliform ini mudah menyebar dengan cara mencemari air dan mengontaminasi bahan-bahan yang bersentuhan dengannya. Jika didapatkan kontaminasi bakteri ini pada suatu makanan maka merupakan suatu indikasi bahwa makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia. sangat menjijikan :-( selebihnya bisa di baca di http://www.e-jurnal.com/2014/10/deteksi-bakteri-coliform-pada-jajanan.html . terimakasih hani :-)
BalasHapusartikel yang dibuat oleh hani sangat menarik ya...setelah membaca artikel hani kita jadi lebih harus berhati-hati dalam memilih dan membeli makanan, sehingga kita dapat terhindar dari berbagai penyakit, untuk memperkuat saja ya...seperti yang telah diberitahu oleh saudari audina dan teman yang lain bahwa flora normal dari bakteri coliform tidak hanya terdapat pada saluran pencernaan tetapi juga pada non saluran pencernaan, selain E.coli, terdapat bakteri coliform yang termasuk golongan Enterobacteriaceae adalah Salmonella, Shigella dan Enterobacter sakazaki selain golongan Enterococci yaitu Streptococcus faecalis dan S.faecium merupakan flora normal dari saluran pencernaan manusia dan hewan. Golongan ini tidak banyak digunakan sebagai indikator kontaminasi fekal tetapi lebih dikaitkan dengan sanitasi produksi yang buruk oleh karena daya tahan yang tinggi dari mikroba terhadap kekeringan, suhu tinggi dan pendinginan serta pengaruh detergen atau disinfektan.
BalasHapusDengan sifat yang tahan terhadap pendinginan maka bakteri ini dapat digunakan sebagai indikator untuk makanan beku dan makanan yang sudah dipanaskan. Staphylococci terutama Staphylococcus aureus keberadaannya dalam makanan bisa bersumber dari kulit, mulut atau rongga hidung pengolah pangan. Bila ditemukan dalam jumlah tinggi merupakan indikator dari kondisi sanitasi yang tidak memadai (sumber : http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Info%20POM/0208.pdf). Terima Kasih Hani atas informasi dari artikel nya....
artikel yang sangat bagus dan saya setuju apa yang telah diungkapkan oleh teman-teman pada komentar-komentar sebelumnya, dimana cincau hitam ini merupakan salah satu makanan yang banyak atau mayoritas dikonsumsi oleh warga Indonesia, selain rasa yang enak dan menyegarkan cincau hitam ini juga punya banyak manfaat yang telah ditambahkan oleh temen-teman sebelumnya namun saya akan sedikit menambahkan lagi manfaat dari cincau hitam terutama pada ibu hamil, dapat dibaca di http://problem-solving.org/search/apakah-cincau-dan-nata-bagus-buat-ibu-hamil.
BalasHapusterima kasih hani atas informasinya dan semoga bermanfaat :D
artikel yang sangat informatif. Semua tentang cincau sudah dirangkum secara apik oleh hani dan penambahan tentang mikrobanya juga sudah ditambahkan oleh teman-teman. Rani hanya ingin menambahakan tentang khasiat perasan daun cincau hijau terhadap konsentrasi HCL dalam lambung. Info lengkap bisa dilihat disini yah http://eprints.undip.ac.id/17901/1/Qathrunnada_Djam%E2%80%99an.pdf. makasi
BalasHapusartikel yang dibuat oleh Hani mengenai bakteri pada cincau hitam ini sangat menarik dan informatif. ternyata cincau hitam yang dibuat dengan baik dapat memberikan manfaat yang luar biasa. saya akan menambahkan mengenai manfaat cincau hitam sebagai makanan prebiotik. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa KPG (komponen pembentuk gel) cincau hitam memiliki potensi sebagai pangan prebiotik. Pangan prebiotik adalah pangan yang berfungsi sebagai nutrisi bagi bakteri probiotik dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada usus. Namun efek penggabungan KPG cincau hitam dengan penambahan B.bifidum sebagai probiotik belum banyak diketahui. Kombinasi probiotik dan prebiotik tersebut dinamakan sebagai sinbiotik. Kombinasi ini memiliki keuntungan yaitu meningkatakan daya tahan hidup bakteri probiotik karena substrat yang spesifik telah tersedia untuk proses fermentasi sehingga manusia mendapatkan manfaat yang lebih sempurna dari kombinasi ini.Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efek prebiotik dan sinbiotik dari KPG cincau hitam untuk menghambat bakteri patogen dalam usus secara in vivo.
BalasHapusUntuk lebih jelasnya dapat dilihat di sumber: http://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/viewFile/62/79
Terima kasih, semoga bermanfaat :)
waaah ,,, berarti kita harus behati-hati yah dengan minuman cappucino cincau . ternyata mengandung Bakteri coliform .Kualitas kesehatan cincau dari segi bakteriologis dapat dilakukan dengan meneliti kandungan bakteri Salmonella sp pada cincau tersebut. Menurut hasil keputusan DIRJEN POM NO 03726 / B / SK / VII / 1998 tentang batas maksimum cemaran bakteri dalam makanan seharusnya tidak didapatkan bakteri Salmonella sp pada tepung dan hasil olahannya sebagai salah satu bahan campuran es. Penyebab kontaminasi cincau oleh bakteri Salmonella sp kemungkinan terjadi pada saat penjualan yang dibiarkan dalam kondisi terbuka pada udara pasar yang kotor, debu yang beterbangan menempel pada cincau, pengangkutan dan pengolahan sehingga memungkinkan cincau yang dijual di pasar Wonodri Semarang terkontaminasi bakteri Salmonella sp. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Salmonella sp pada cincau yang dijual di pasar Wonodri Semarang Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dimana sampel diambil dari seorang penjual cincau di pasar Wonodri Semarang Selatan sebanyak 250 gram secara purposif.. Pengujian terhadap Salmonella sp pada cincau yang dijual di pasar Wonodri Semarang Selatan dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan pengecatan gram, pemeriksaan biokimiawi yaitu penanaman pada media Salmonella Shigella Agar ( SSA ), Nutrien Agar ( NA ) dan pemeriksaan fisiologis dengan uji biokimia (Indol, Methil Red, Voges Proskaurer, Citrat, Motil, Urea, TSIA, glukosa, laktosa, sukrosa ) sebagai uji pelengkap. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditemukan bahwa cincau yang dijual di pasar Wonodri Semarang Selatan tercemar oleh bakteri Salmonella paratyphi A, Proteus mirabilis, Klebsiella oxytoca dan Citrobacter diversus. untuk selngkapnya bisa dilihat di http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptunimus-gdl-s1-2006-sitimuslin-19&PHPSESSID=1e67af6fa4bdd962b254ed311c991538
BalasHapusterimakasih hanni, udah berbagi artikel penting bagi kita semua yang suka jajan di pinggir jalan :)
terima kasih teteh hani atas informasinya :) . setelah saya membaca artikel ini dan juga membaca komentar dari teman" pengetahuan tentang bakteri di cincau menjadi lebih mantap :D hehee. hal yang perlu diperhatikan kalau begitu tentang kebersihan dalam pengolahan cincau ya teteh , karena mengurangi pertumbuhan bakteri patogen yang dapat menimbulkan bermacam infeksi , terima kasih :) semangat teh :)
BalasHapusObat Tukak Lambung Herbal - Berhubungan Mencegah tukak labung, berarti mencari obat yang berbeda atau pendekatan alternatif untuk menghilangkan rasa sakit sekaligus menyembuhkan rasa sakit Anda. Jika Anda harus mengambil obat tukak lambung untuk waktu yang lama, dokter mungkin meresepkan obat Gastric Health Tablet Green World untuk mempertimbangkan mencegah perkembangan ulkus. Obat ini dapat mencakup blocker H2 atau inhibitor pompa proton, yang mengurangi asam lambung. http://www.pakarobatherbal.com/obat-tukak-lambung-herbal/
BalasHapus